Selasa, 31 Mei 2011

Keperawanan (Virginitas) Remaja di Negara Barat


Teman perlu kamu fahami benar, remaja perempuan di negara Barat tidak lagi menghargai keperawanan. Seorang remaja remaja di negara barat sana apabila masih perawan dianggap belum dewasa, dan dalam pergaulan remaja itu dikucilkan karena dianggap kuno dan kuper (kurang pergaulan). Oleh karena itu apabila sudah mengalami “ menarche” (mentruasi pertama kali) berlomba-lomba menghilangkan keperawanannya dengan melakukan seks bebas.  

          Hubungan seks pra nikah di negara-negara Barat dibolehkan karena dianggap sesuai dengan dengan HAM, Begitupun kalau terjadi kahamilah dan melakukan aborsi. Dalam menghadapi dampak seks bebas, banyak orang tua di Amerika Serikat yang menganjurkan anak-anak remaja mereka membawa kondom dan atau memakai alat-alat kontrasepsi lainnya, seperti pil anti hamil. Remaja laki-laki akan menanyakan kepada teman kencannya perempuan apakah dia meminum obat anti hamil, dan sebaliknya si perempuan akan menanyakan apakah si laki-laki itu memakai kondom. Tetapi dalam kenyataannya mereka “lupa” menggunakan” alat pengaman” tersebut. Sehingga akibatnya penyakit kelamin dan kehamilan pra nikah kerap semakin bertambah.

Teman, jika berbicara soal keperawanan yang dijadikan barang komoditas, berikut kakak akan sampaikan hasil kutipan kakak dari buku Dampak seks bebas terhadap kesehatan jiwa. Prof. Dr.dr.H. Dadang Hawari, Psikiater. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia. Jakarta. 2009. Hal. 9, yang telah dimuat dalam Koran Tempo(6 maret 2009) :
Natalie Dylan (22  tahun), mafhum benar cara mencari duit yang cepat. Buktinya, demi membiayai kuliah magisternya di bidang terapi keluarga dan perkawinan di Universitas   Saan Diego, Nathalie, bersedia menyerahkan keperawanannya. Imbalannya tentu saja duit. Ia melego virginitasnya seharga 4,3 miliar untuk sekali pertemuan saja. Kata dia, lebih dari 10 ribu orang mendaftar. “Aku juga tak mengira akan sebanyak itu” ujarnya. “Aku juga tidak mengira mereka mau membayar lebih tinggi dari penawarannku”. Meski begitu, banyak pula  yang mencercanya dan menganggapnya menjalankan praktek pelacuran. “ Banyak yang mengutuk perbuatanku, tapi aku tak mengambil keuntungan apapun” ujarnya.
Menurut Nathalie lagi, “ Aku dan orang yang aku pilih sama-sama akan mendapatkan untung”. Maklumlah, Nathalie sudah ngebet ingin cepat-cepat menyelesaikan kuliahnya.
          Teman, apakah jejak itu yang kalian ikuti untuk meluluskan ambisi kalian? Saya harapkan jangan pernah lakukan itu, karena bisa jadi orang yang mampu membayar lebih adalah orang yang sudah terinfeksi HIV, atau melakukan hubungan seksualnya dengan cara kekerasan. Kamu bisa bayangkan kerugian yang akan kalian alami selama-lamanya hidup kalian .

Lalu bagaimana dengan remaja di negara kita tercinta yang terjadi saat ini. Tahukah kalian, ternyata lebih parah lagi yang terjadi. Pada umumnya keperawanan remaja di Indonesia akan hilang karena bujukan pacarnya yang mengatakan “buktikan cintamu padaku”. SeBagian keperawanan dapat  hilang karena remaja yang bersangkutan mengkonsumsi NAZA, atau sesudah melihat ganbar atau film porno (DVD, VCD) yang menyebabkam fungsi Kontrol diri (self Kontrol) lepas kendali sehingga terjadilah seks bebas. Di dunia pelacuran mereka yang masih perawan akan memasang atau akan ditarif tinggi oleh mucikari daripada yang tidak perawan. Dalam hal ini keperawanan sudah menjadi barang komoditas.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar